Sabtu, 30 April 2011

MAKHLUK BODOH


Hidup ini bagaikan mimpi
Sebentar lagi akan hilang
Dari tiada menjadi tiada
Musnah ditelan masa

Semua anugrah kamu nikmati
Empat unsur alam kamu kuasai
Belum dirasa cukup keserakahanmu
Memboyong dunia dengan gratis

Tapi semua ini membuatmu lupa
Merasa dirimu paling kuat
Pamerkan kekuasaan dan keangkuhan
Hingga pengingkaran terhadap petunjuk yang lurus

Padahal kamu tidak memungkiri
Kita semua menunggu giliran
Perbaikilah segera sebelum disesali
Sebelum semua terjadi

Kamu fikir kamu akan dibiarkan setelah hidup
Kamu fikir berapa lama bisa beranjak dari kobaran api

Apa yang kamu bawa
Keangkuhan dan kesombongan mu
Atau harta dan dunia yang kamu kumpulkan
Semua tiada manfaat dan guna

Semua jalan tertutup dikelilingi api
Menjalar dan menjadikanmu kayu bakar
Kemana kamu lari dan sembunyi
Kepada siapa kamu berlindung

Kamu memang cerdas tapi bodoh
Kamu memang pintar tapi dungu
Menjual kecerdasan demi sebuah kebodohan
Menjadikan kecerdasan sebagai ajang pencarian dunia

Makhluk Bodoh

Jumat, 15 April 2011

RENUNGAN SEJENAK





Apabila Malam telah diselimutkan
gemerlap bintang bertaburan
Cahaya bulan telah disempurnakan ke 14
Menebarkan kejernihan alam gelap

Apabila pagi menghampiri
Benang merah mulai meyingsing
Awan berarak dari ufuk timur putih kelabu
Mengiringi tatapan keramaian suara hari

Mungkinkah benakmu berfikir
Hingga dadamu sesak dan matamu sembab
Inilah kebesaran Tuhanmu
Pencipta ruang semesta

Semua ini adalah sebuah kemuliaan
Yang tidak dapat diterjemahkan dengan kata
Dan dihitung dengan angka
tidak pernah dan tidak akan pernah bisa (never n ever)

Tapi disini kebanyakan darimu terlena dalam ranah pesona
Menikmati dunia dan melupakan setelahnya
Padahal keinginanmu itu hanya angan-angan
Tidak ada batas kepuasan

Apakah hadir rasa takutmu
Atau pernahkah kamu sanggup menahan sebuah kepastian
Ketika rangkaian ujian mendekatimu
Lebih dekat dari perkiraanmu

Ketika terasa tanah menggetarkan kakimu
Gemuruh badai menuju hamparan saudaramu
Air pantai meluap setinggi daratan
Sampai hatimu meringis gentar dan gemetar

Kamu lihat langit mendung seketika terbelah
Ranting api berkobar dari penjuru arah
hujan petir datang ke pangkuanmu
Menjadikan ragamu terhempas dan tersungkur

Mutiara yang kamu puja kini hancur berantakan
Menyisakan jeritan kesedihan tiada henti
Dan saat itu kamu pasrah untuk menyadari
Inilah kemurkaan di atas kemurkaan

Merenunglah sejenak
Sjauhmana kita berfikir dan bersyukur
Sejauh mana kita bersimpuh dan bersujud
Atas semua anugrah kenikmatan dan keindahan

Sadarilah....
Kita makhluk lemah tak berdaya
Kita hanya setitik debu di hamparan padang pasir
Kita tidak ada apa-apanya
Kita hanya berharap dan mengharap

Padahal hidup ini begitu mudah
Hanya pencarian dan pengabdian atas perintah
Untuk dijalankan dan didirikan
Inilah sebenar-benarnya peringatan