Jumat, 28 Januari 2011

BIASAKAN SAJA

Ku gak mungkin berkeinginan terlalu banyak
Dan tak mungkin berharap terlalu indah
Kan kujaga, disimpan di hati
Tenangkan dirimu

Ku gak akan ganggu ketentraman hatimu
Santai saja dalam buaian hidup’
Sejalan luruskan dengan langkah biasamu
Jangan kau ragu

Mungkin suatu saat kau menyadari
Apa ingin dan mauku
Tapi kau takan tau
Takan pernah tau

Yg pasti..
Ku tak menyesal telah mengenalmu
Menghampirimu dengan indahnya belaian
Hingga aku terlena
Dan terpuruk.

Terlalu sakit dalam pengabdian
Lelah dalam mengatur waktuku
Inilah sebenarnya
Akibat kehadiranmu.

Senin, 24 Januari 2011

MAUT DAN MATI


Sehari terasa satu jam
Seminggu terasa sehari
Sebulan terasa seminggu
Demikianlah Hari bergulir dengan cepat dan nyata

Ragam kebetahan dunia diciptakan
Saling berpacu mengejar kenikmatan sesaat
Semata-mata untuk mengusir kepenatan dan rasa bosan
Begitu indah sebuah kejayaan dan keangkuhan

Sering aku mendengar wajah mati
Tak aneh kulihat jeritan dikala mati
Yang tersisa hanya seonggok nama di batu nisan
Semua manusia pasti mati

tapi itu semua tidak membuatku gentar
aku tetap tidak peduli
dunia fana sudah membiusku
hingga ku terjerumus dalam nafsu

Aku terlalu lemah untuk menyadari
Aku terlalu mudah untuk tertipu
Padahal semua kenikmatan membuatku terlena
Dan terlupa akan datangnya mati

Ketetapan pemilik semesta alam
Batas takdir tak bisa dihalangi
Aku tak tau dari arah mana dia hadir
Tiba-tiba Malaikat Pencabut Nyawa menjemputku

Jiwa ragaku terkejut dan gemetar
Mataku terbeliak dan lidahku terhenti
Melihat tulang dan kepalaku remuk bergemeretak
Menyisakan nafasku di ujung ubun2

Sungguh sakit tiada tara
Ketika seluruh saraf dan urat nadiku terputus
bagaikan kain wol basah dicabut dari bara api
tubuh yang dulu ku banggakan kini hancur berantakan

kulihat remang-remang ke sekelilingku
banyak saudara mengitariku
mereka menatap cemas dan takut
melihatku tersiksa meregang nyawa

kemudian ku menjerit menembus langit
serta kuharap  belas kasihan dan do’a
tapi mereka semua tidak mendengarku
mereka terlalu banyak menangis dan tak berdaya menolongku

ketika kusampai di peraduan terakhir
ku dengar langkah kaki mereka berderak
meninggalkan tangisan kesendirianku
dalam kegelapan dan kepekatan

kini aku menyendiri
sendiri menerima semua derita
sendiri merasakan semua akibat
sendiri menanggung dosa

tiada guna lagi semua penyesalan
ku tak bisa kembali memperbaiki diri
semuanya telah terjadi...
untuk dijadikan sebuah pelajaran

Rabu, 19 Januari 2011

HILANG DALAM TERANG



Peluit panjang telah menggema
Petanda hari telah menembus batas pengabdian
Ratusan insan berkumpul hingga ujung istana
Berderet rapi mengakhiri sebuah do’a

Kulihat dirimu bergegas tanpa berpaling
Rautmu tampak dingin semu membeku
Entah apa yang ada di benakmu kini
Hingga dirimu seperti ini

Kulihat dirimu mulai mengekang kendali
Kudamu melesat seperti panah memburu mangsa
Aku kejar semampuku hingga persimpangan
Tapi dirimu semakin jauh dan menjauh.

Aku memutar dengan perasaan rindu
Rindu untuk mengejarmu yang telah menghilang
Lenyap sudah sejauh mata memandang
Tak kusangka dirimu sirna ditelan lalu lalang

Kenapa nafasku terasa berat
Menyesali sebuah akhir perjalanan
Kutelan ludahku yang terasa pahit
Menahan kegelisahan yang smakin mendalam

Kutatap langit yang bukan lagi menjadi milikku
kufikir kini dirimu telah berbeda
dan ternyata jiwaku telah memudar dalam hatimu
Bagaikan debu terhempas angin melingkar

Mungkin dirimu tak menyadari
Seberapa jauh aku mendekat
Menatap raut indahmu yang terdiam
Dan semakin larut dalam kepekatan

Terkuak berita di dunia persilatan
Dirimu akan pergi jauh meninggalkan kota ini
Mungkin karena kejenuhan telah menerpa
Atau mungkin karena perseteruan yang smakin membelenggu
Sedikitpun aku tidak berkesempatan
kudekati, dirimu semakin menjauh
kusapa, dirimu tak peduli
begitu besarkah kesalahanku hingga dirimu seperti ini

padahal persahabatan adalah tujuan
aku tidak menginginkan lebih kecuali kamu ingin
tapi kini ku tak lagi mengenal dirimu
terhapuslah sudah keduanya ditelan api

pergilah kalau itu maumu dan menjadikanmu lebih baik
pergilah kalau itu membuatmu bahagia dan lebih tenang
menjalani dunia kehidupan yang melenakan dan kepura-puraan
serta terlepas dari tatapan dan teguran mahluk yg menjadikanmu bosan

memang aku bukan siapamu
Dirimu berhak untuk pergi
Meski telah mengukir ragam kenangan
Dan mungkin akan hidup setelah mati