Minggu, 11 Desember 2011

MAAF DAN DO'A UNTUK APAH



Sejak dilahirkan hingga sebesar ini
Dunia kehidupan kita jalani bersama
Pengorbanan untuk sebuah keluarga diperlihatkan
Meski kadang samar dan tidak masuk akal

Kami menghormati pimpinan keluarga
Maupun keputusan yang telah menjadi ketetapan
Meski kadang kita berbeda pendapat
Hingga masuk ranah perdebatan

Ketika datang sebuah permintaan
Terkadang dilema hadir dalam hati
Melahirkan satu pilihan antara dua keinginan
Menjadikan sebelah jiwa menjadi terbagi

Manusia memang banyak kekurangan
Tidak ada kata kesempurnaan
Inilah warna warni dan lika-liku
Kebersamaan dalam mengarungi ruang dan waktu

Tanpa disangka, cobaan terberat menerpamu
kami berusaha mempersembahkan yang terbaik
sebagai upaya bakti kepadamu.
Sesuai kemampuan dan luang waktu

Kami menyadari sepenuhnya
Keterbatasan begitu kentara
Hingga menampakan kegundahan
Tampil di wajah senja.

Tiada kata permohonan selain maaf…
telah membuatmu kecewa atas pengabdian
telah membuatmu jengkel atas tingkah laku
telah membuatmu terluka atas semua ucap

maafkan kami pah…

kami tidak mengabdikan diri sesuai keinginanmu
kami tidak memenuhi harapan hati dan cita-citamu
kami menyesali telah membuatmu diam
senantiasa membuatmu menunggu dan menunggu

maafkan kami pah…

hanya ini yang dapat kami persembahkan
hanya ini yang dapat kami lakukan
tidak lebih dalam berbuat apa-apa
untuk memuaskan sebuah harapan

Ketika datang saat-saat terakhir kepergianmu
kami semua bersimpuh dihadapanmu
menatap cemas penuh kegelisahan
dan menangis dalam kesedihan

Kami tatap nafasmu begitu berat
padahal kedua kakimu mulai merambah beku
mungkin inilah dinamakan sakaratul maut
yang hadir dalam tidur terakhir hingga menjemputmu…

sejenak dicurahkan do’a dan tetesan keajaiban
kami bisikan di sebelah rambutmu
untuk membuatmu tenang menempuh perjalanan
hingga terlepaskan semua bebanmu...

Kini keberadaanmu telah tiada
Semuanya tinggal kenangan dan bayangan
Terukir indah abadi dalam hati yang paling dalam
Tak mungkin hilang hingga kita bersua kembali

Hati kami senantiasa tergetar
Ketika menunaikan shalat ashar
Karena setelah inilah separuh jiwa kami melayang
Dan merasa kehilangan

kami ikhlas melepas kepergianmu
tugas dan kewajibanmu telah menemui batas tuntas
tenang dan tegarkanlah di alam sana
karena empat buah hati takkan pernah lepas dalam do’a

mudah-mudahan keteguhan iman dan islam diterima
diampuni semua dosa yang disengaja maupun sifat lupa
serta ditempatkan dalam naungan kemuliaan
dalam menunggu akhir dunia tiba

selamat jalan pah...
Innalillahi wainna ilaihi rooji’un..

Selasa, 08 November 2011

INDAHNYA QIYAMUL LAIL / TAHAJJUD


Penulis: Ustadz Abu Hamzah Yusuf

Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajjud atau Sholat Malam adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia , yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.
Andaikan Anda tahu keutamaan dan keindahannya, tentu Anda akan berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?

Ya, banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:
 
Pertama: 
Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79) Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)
 
Kedua : 
Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).
 
Ketiga : 

Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh.
Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)
 
Keempat : 
Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya.
Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)

Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing.
Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.”
Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.”
Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.”
Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam.”(Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)
Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah. Wallahu waliyyut taufiq.


Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=113

Senin, 31 Oktober 2011

MENUJU CAHAYA





Benang Putih di langit Barat semakin menghilang,
kegelapan mulai turun.
angin semilir menyertai lamunanku,
binatang malam pun menyertai langkahku
kesunyian alam yang semakin kelam.

aku tetap berjalan dengan teguh dan yakin,
menuju arah yang aku kenal,
sekilas kulihat didepanku ada cahaya kemilau menggugah sanubari
untuk tetap semangat menuju kesana,
alam lain yang penuh keindahan dan kenikmatan abadi
Selamat datang di Istana Raja Diraja

Sabtu, 30 April 2011

MAKHLUK BODOH


Hidup ini bagaikan mimpi
Sebentar lagi akan hilang
Dari tiada menjadi tiada
Musnah ditelan masa

Semua anugrah kamu nikmati
Empat unsur alam kamu kuasai
Belum dirasa cukup keserakahanmu
Memboyong dunia dengan gratis

Tapi semua ini membuatmu lupa
Merasa dirimu paling kuat
Pamerkan kekuasaan dan keangkuhan
Hingga pengingkaran terhadap petunjuk yang lurus

Padahal kamu tidak memungkiri
Kita semua menunggu giliran
Perbaikilah segera sebelum disesali
Sebelum semua terjadi

Kamu fikir kamu akan dibiarkan setelah hidup
Kamu fikir berapa lama bisa beranjak dari kobaran api

Apa yang kamu bawa
Keangkuhan dan kesombongan mu
Atau harta dan dunia yang kamu kumpulkan
Semua tiada manfaat dan guna

Semua jalan tertutup dikelilingi api
Menjalar dan menjadikanmu kayu bakar
Kemana kamu lari dan sembunyi
Kepada siapa kamu berlindung

Kamu memang cerdas tapi bodoh
Kamu memang pintar tapi dungu
Menjual kecerdasan demi sebuah kebodohan
Menjadikan kecerdasan sebagai ajang pencarian dunia

Makhluk Bodoh

Jumat, 15 April 2011

RENUNGAN SEJENAK





Apabila Malam telah diselimutkan
gemerlap bintang bertaburan
Cahaya bulan telah disempurnakan ke 14
Menebarkan kejernihan alam gelap

Apabila pagi menghampiri
Benang merah mulai meyingsing
Awan berarak dari ufuk timur putih kelabu
Mengiringi tatapan keramaian suara hari

Mungkinkah benakmu berfikir
Hingga dadamu sesak dan matamu sembab
Inilah kebesaran Tuhanmu
Pencipta ruang semesta

Semua ini adalah sebuah kemuliaan
Yang tidak dapat diterjemahkan dengan kata
Dan dihitung dengan angka
tidak pernah dan tidak akan pernah bisa (never n ever)

Tapi disini kebanyakan darimu terlena dalam ranah pesona
Menikmati dunia dan melupakan setelahnya
Padahal keinginanmu itu hanya angan-angan
Tidak ada batas kepuasan

Apakah hadir rasa takutmu
Atau pernahkah kamu sanggup menahan sebuah kepastian
Ketika rangkaian ujian mendekatimu
Lebih dekat dari perkiraanmu

Ketika terasa tanah menggetarkan kakimu
Gemuruh badai menuju hamparan saudaramu
Air pantai meluap setinggi daratan
Sampai hatimu meringis gentar dan gemetar

Kamu lihat langit mendung seketika terbelah
Ranting api berkobar dari penjuru arah
hujan petir datang ke pangkuanmu
Menjadikan ragamu terhempas dan tersungkur

Mutiara yang kamu puja kini hancur berantakan
Menyisakan jeritan kesedihan tiada henti
Dan saat itu kamu pasrah untuk menyadari
Inilah kemurkaan di atas kemurkaan

Merenunglah sejenak
Sjauhmana kita berfikir dan bersyukur
Sejauh mana kita bersimpuh dan bersujud
Atas semua anugrah kenikmatan dan keindahan

Sadarilah....
Kita makhluk lemah tak berdaya
Kita hanya setitik debu di hamparan padang pasir
Kita tidak ada apa-apanya
Kita hanya berharap dan mengharap

Padahal hidup ini begitu mudah
Hanya pencarian dan pengabdian atas perintah
Untuk dijalankan dan didirikan
Inilah sebenar-benarnya peringatan

Jumat, 28 Januari 2011

BIASAKAN SAJA

Ku gak mungkin berkeinginan terlalu banyak
Dan tak mungkin berharap terlalu indah
Kan kujaga, disimpan di hati
Tenangkan dirimu

Ku gak akan ganggu ketentraman hatimu
Santai saja dalam buaian hidup’
Sejalan luruskan dengan langkah biasamu
Jangan kau ragu

Mungkin suatu saat kau menyadari
Apa ingin dan mauku
Tapi kau takan tau
Takan pernah tau

Yg pasti..
Ku tak menyesal telah mengenalmu
Menghampirimu dengan indahnya belaian
Hingga aku terlena
Dan terpuruk.

Terlalu sakit dalam pengabdian
Lelah dalam mengatur waktuku
Inilah sebenarnya
Akibat kehadiranmu.

Senin, 24 Januari 2011

MAUT DAN MATI


Sehari terasa satu jam
Seminggu terasa sehari
Sebulan terasa seminggu
Demikianlah Hari bergulir dengan cepat dan nyata

Ragam kebetahan dunia diciptakan
Saling berpacu mengejar kenikmatan sesaat
Semata-mata untuk mengusir kepenatan dan rasa bosan
Begitu indah sebuah kejayaan dan keangkuhan

Sering aku mendengar wajah mati
Tak aneh kulihat jeritan dikala mati
Yang tersisa hanya seonggok nama di batu nisan
Semua manusia pasti mati

tapi itu semua tidak membuatku gentar
aku tetap tidak peduli
dunia fana sudah membiusku
hingga ku terjerumus dalam nafsu

Aku terlalu lemah untuk menyadari
Aku terlalu mudah untuk tertipu
Padahal semua kenikmatan membuatku terlena
Dan terlupa akan datangnya mati

Ketetapan pemilik semesta alam
Batas takdir tak bisa dihalangi
Aku tak tau dari arah mana dia hadir
Tiba-tiba Malaikat Pencabut Nyawa menjemputku

Jiwa ragaku terkejut dan gemetar
Mataku terbeliak dan lidahku terhenti
Melihat tulang dan kepalaku remuk bergemeretak
Menyisakan nafasku di ujung ubun2

Sungguh sakit tiada tara
Ketika seluruh saraf dan urat nadiku terputus
bagaikan kain wol basah dicabut dari bara api
tubuh yang dulu ku banggakan kini hancur berantakan

kulihat remang-remang ke sekelilingku
banyak saudara mengitariku
mereka menatap cemas dan takut
melihatku tersiksa meregang nyawa

kemudian ku menjerit menembus langit
serta kuharap  belas kasihan dan do’a
tapi mereka semua tidak mendengarku
mereka terlalu banyak menangis dan tak berdaya menolongku

ketika kusampai di peraduan terakhir
ku dengar langkah kaki mereka berderak
meninggalkan tangisan kesendirianku
dalam kegelapan dan kepekatan

kini aku menyendiri
sendiri menerima semua derita
sendiri merasakan semua akibat
sendiri menanggung dosa

tiada guna lagi semua penyesalan
ku tak bisa kembali memperbaiki diri
semuanya telah terjadi...
untuk dijadikan sebuah pelajaran

Rabu, 19 Januari 2011

HILANG DALAM TERANG



Peluit panjang telah menggema
Petanda hari telah menembus batas pengabdian
Ratusan insan berkumpul hingga ujung istana
Berderet rapi mengakhiri sebuah do’a

Kulihat dirimu bergegas tanpa berpaling
Rautmu tampak dingin semu membeku
Entah apa yang ada di benakmu kini
Hingga dirimu seperti ini

Kulihat dirimu mulai mengekang kendali
Kudamu melesat seperti panah memburu mangsa
Aku kejar semampuku hingga persimpangan
Tapi dirimu semakin jauh dan menjauh.

Aku memutar dengan perasaan rindu
Rindu untuk mengejarmu yang telah menghilang
Lenyap sudah sejauh mata memandang
Tak kusangka dirimu sirna ditelan lalu lalang

Kenapa nafasku terasa berat
Menyesali sebuah akhir perjalanan
Kutelan ludahku yang terasa pahit
Menahan kegelisahan yang smakin mendalam

Kutatap langit yang bukan lagi menjadi milikku
kufikir kini dirimu telah berbeda
dan ternyata jiwaku telah memudar dalam hatimu
Bagaikan debu terhempas angin melingkar

Mungkin dirimu tak menyadari
Seberapa jauh aku mendekat
Menatap raut indahmu yang terdiam
Dan semakin larut dalam kepekatan

Terkuak berita di dunia persilatan
Dirimu akan pergi jauh meninggalkan kota ini
Mungkin karena kejenuhan telah menerpa
Atau mungkin karena perseteruan yang smakin membelenggu
Sedikitpun aku tidak berkesempatan
kudekati, dirimu semakin menjauh
kusapa, dirimu tak peduli
begitu besarkah kesalahanku hingga dirimu seperti ini

padahal persahabatan adalah tujuan
aku tidak menginginkan lebih kecuali kamu ingin
tapi kini ku tak lagi mengenal dirimu
terhapuslah sudah keduanya ditelan api

pergilah kalau itu maumu dan menjadikanmu lebih baik
pergilah kalau itu membuatmu bahagia dan lebih tenang
menjalani dunia kehidupan yang melenakan dan kepura-puraan
serta terlepas dari tatapan dan teguran mahluk yg menjadikanmu bosan

memang aku bukan siapamu
Dirimu berhak untuk pergi
Meski telah mengukir ragam kenangan
Dan mungkin akan hidup setelah mati