gemerlap bintang bertaburan
Cahaya bulan telah disempurnakan ke 14
Menebarkan kejernihan alam gelap
Apabila pagi menghampiri
Benang merah mulai meyingsing
Awan berarak dari ufuk timur putih kelabu
Mengiringi tatapan keramaian suara hari
Mungkinkah benakmu berfikir
Hingga dadamu sesak dan matamu sembab
Inilah kebesaran Tuhanmu
Pencipta ruang semesta
Semua ini adalah sebuah kemuliaan
Yang tidak dapat diterjemahkan dengan kata
Dan dihitung dengan angka
tidak pernah dan tidak akan pernah bisa (never n ever)
Tapi disini kebanyakan darimu terlena dalam ranah pesona
Menikmati dunia dan melupakan setelahnya
Padahal keinginanmu itu hanya angan-angan
Tidak ada batas kepuasan
Apakah hadir rasa takutmu
Atau pernahkah kamu sanggup menahan sebuah kepastian
Ketika rangkaian ujian mendekatimu
Lebih dekat dari perkiraanmu
Ketika terasa tanah menggetarkan kakimu
Gemuruh badai menuju hamparan saudaramu
Air pantai meluap setinggi daratan
Sampai hatimu meringis gentar dan gemetar
Kamu lihat langit mendung seketika terbelah
Ranting api berkobar dari penjuru arah
hujan petir datang ke pangkuanmu
Menjadikan ragamu terhempas dan tersungkur
Mutiara yang kamu puja kini hancur berantakan
Menyisakan jeritan kesedihan tiada henti
Dan saat itu kamu pasrah untuk menyadari
Inilah kemurkaan di atas kemurkaan
Merenunglah sejenak
Sjauhmana kita berfikir dan bersyukur
Sejauh mana kita bersimpuh dan bersujud
Atas semua anugrah kenikmatan dan keindahan
Sadarilah....
Kita makhluk lemah tak berdaya
Kita hanya setitik debu di hamparan padang pasir
Kita tidak ada apa-apanya
Kita hanya berharap dan mengharap
Padahal hidup ini begitu mudah
Hanya pencarian dan pengabdian atas perintah
Untuk dijalankan dan didirikan
Inilah sebenar-benarnya peringatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar