Jumat, 15 April 2011

RENUNGAN SEJENAK





Apabila Malam telah diselimutkan
gemerlap bintang bertaburan
Cahaya bulan telah disempurnakan ke 14
Menebarkan kejernihan alam gelap

Apabila pagi menghampiri
Benang merah mulai meyingsing
Awan berarak dari ufuk timur putih kelabu
Mengiringi tatapan keramaian suara hari

Mungkinkah benakmu berfikir
Hingga dadamu sesak dan matamu sembab
Inilah kebesaran Tuhanmu
Pencipta ruang semesta

Semua ini adalah sebuah kemuliaan
Yang tidak dapat diterjemahkan dengan kata
Dan dihitung dengan angka
tidak pernah dan tidak akan pernah bisa (never n ever)

Tapi disini kebanyakan darimu terlena dalam ranah pesona
Menikmati dunia dan melupakan setelahnya
Padahal keinginanmu itu hanya angan-angan
Tidak ada batas kepuasan

Apakah hadir rasa takutmu
Atau pernahkah kamu sanggup menahan sebuah kepastian
Ketika rangkaian ujian mendekatimu
Lebih dekat dari perkiraanmu

Ketika terasa tanah menggetarkan kakimu
Gemuruh badai menuju hamparan saudaramu
Air pantai meluap setinggi daratan
Sampai hatimu meringis gentar dan gemetar

Kamu lihat langit mendung seketika terbelah
Ranting api berkobar dari penjuru arah
hujan petir datang ke pangkuanmu
Menjadikan ragamu terhempas dan tersungkur

Mutiara yang kamu puja kini hancur berantakan
Menyisakan jeritan kesedihan tiada henti
Dan saat itu kamu pasrah untuk menyadari
Inilah kemurkaan di atas kemurkaan

Merenunglah sejenak
Sjauhmana kita berfikir dan bersyukur
Sejauh mana kita bersimpuh dan bersujud
Atas semua anugrah kenikmatan dan keindahan

Sadarilah....
Kita makhluk lemah tak berdaya
Kita hanya setitik debu di hamparan padang pasir
Kita tidak ada apa-apanya
Kita hanya berharap dan mengharap

Padahal hidup ini begitu mudah
Hanya pencarian dan pengabdian atas perintah
Untuk dijalankan dan didirikan
Inilah sebenar-benarnya peringatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar