Rabu, 26 Juli 2006

BENCANA AMARAH

Kecamuk hati berurai kebencian
Tinggalkan rasa suka dan cinta
Amarah membludak di dada
Bibirpun ikut ternoda

Gelak tawa hanya kiasan
Sesungging senyuman hanya penutup hati
Kemelut selalu melingkari
Setan merogoh hati untuk bertindak tanpa nurani

Panas rasa menusuk perut
Membuat suasana semakin pekat
Nafsu angkara murka
Semangat keinginan hanya berontak

Ikatan yang telah ternoda
Mawar indah sirna belaka
Pergilah tanpa restuku
Sebaiknya telah terjadi

Ubun-ubun kembali memuncak
Ujung timur kembali kelam
Nestapa singgah sepanjang masa
Kamu memang durjana

Tinggalkan kesan luka
Langkah gontai tanpa asa
Harapan tinggal kenangan
Lupakan keindahan seumur jagung

Mimpi buruk bagai hantu
Bersinar kemelut api
Aku ingin bertemu
Untuk membunuhmu

Walau dunia terbelah dua
Aku terus mengikutimu
Walau langit hilang seketika
Aku terus membuntutimu

Bencana amarah telah sempurna
Menyediakan kabut bergumpal-gumpal
Sakitpun datang melanda
Terpaksa aku menghancurkanmu

Kamu memang brengsek
Kamu memang liar
Kulempar batu apimu
Untuk dikenang hingga ujung langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar